Haaallllooooo….. lama gak menyapa, apa kabar???? Semoga kita
semua dalam keadaan sehat sentosa dan tak kekurangna satu apapun yach…aamiin3x
Masih ingat dengan kabar wafatnya salah satu politikus
Indonesia baru-baru ini? setelah beliau meninggal beberapa pemikiran beliau
didiskusikan di salah satu televisi swasta. Muncul lah kata pluralism, apa sih
maksudnya? Kalau dari asal katanya sih berarti paham (isme) yang beragam
(plural). Agak membingungkan gak sih?
Kalau dari sudut pandang ilmu sosial ( sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme),
pluralism sendiri di pahami sebagai sebuah kerangka dari berbagai kelompok
dimana ditunjukkan saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Lebih mudah
dicerna ya kalau pengertian ini hehehe .
Di sini dimaksudkan beberapa kelompok tersebut menjalani hidup bersama atau
interaksi dengan saling menghormati dan toleransi sehingga tidak terjadi
konflik.
Agak berat ya?
Tenang, hari ini bukan itu bahasan utamanya. Narasi aja. Ngomong-ngomong
pluralism jadi inget Jogja. Benar Jogjakarta. Jogja di datangi orang dari
berbagai suku bahkan berbagai bangsa,
dengan berbagai tujuan yang beragam pula. Setiap orang dengan karakter yang
berbeda ini membawa berbagai adat dan budayanya, tapi bukannya melebur menjadi
satu melainkan mereka hidup berdampingan. Dengan toleransi yang tinggi membuat
Jogja menjadi begitu ramah terhadap pendatang, akan tetapi tetap tidak
kehilangan identitas dan budayanya sendiri. Subhanallah… Tidak hanya budaya
yang dapat hidup berdampingan di Jogja tapi juga agama. Indah sekali
harmonisasi yang tercipta di tengah berbagai perbedaan di Jogja.
Yang kurasakan, masyarakat Jogja itu cinta pada kota mereka,
entah gimana tapi mereka jadi sangat menjaga budaya mereka. Bukan berarti
tidak ada budaya luar yang memberi pengaruh, gak juga, Jogja itu dinamis. Jogja
itu berkembang tapi tidak meninggalkan akar budaya dan kearifan lokalnya. Tetap
kerasaaa banget Jogjanya. Setiap elemen dan lapisan masyarakat bekerjasama
menciptakan Jogja yang Jogja banget dan terus berkembang dan memperbaiki diri.
Rasanya tertata rapi, meski pasti membutuhkan proses yang tidak sebentar dan
tanpa pro kontra pastinya.
Inilah salah satu alasan yang menjadikan Jogja itu lovable
bangeeeetttt, terlalu mudah buat mencintai Jogja. Dan banyak banget yang betah
tinggal di Jogja, atau ketagihan buat datang dan datang lagi ke Jogja. Mulai
dari wisata alam, wisata sejarah, sampai wisata budaya semuanya ada. Mulai dari
yang di tengah kota sampai yang di pinggiran kota, atau wisata di tengah hari
sampai di malam hari. Semuanya seruuu…. Wisata kuliner juga seru lho, mulai
yang murah sampai yang mahal ada, mulai di emperan toko sampai restoran kelas
atas juga banyak pilihan. Yang pasti warganya sendiri juga ramah, jadi tambah betah
di Jogja.
Ada ungkapan kalau everyday is Sunday in Jogja, percaya
gak??? Boleh percaya boleh enggak, tapi aq pribadi sih ngrasain gitu. Hidup di
Jogja itu santeeee kaya di pantaiiii, slow kaya di pulooo. Setiap liburan ke
Jogja pasti rasanya ‘kok udah harus pulang aja yach, perasaan baru datang
hiks…T_T’. Tempat yang tepat buat refresh otak…hehehe…
Semoga banyak hikmah yang bisa diambil dari kota budaya ini
yach…
Gambar: