.rbbox{-moz-box-shadow: inset 0 0 20px #f10c0c; -webkit-box-shadow: inset 0 0 20px #f10c0c; box-shadow: inset 0 0 20px #f10c0c; .rbbox:hover{background-color:#000000);}
Adsense Indonesia

Rabu, 23 Januari 2013

Buah Kejujuran itu Pahit?


Katakan kejujuran itu meski sepahit apapun. Hehehe sok puitis gimana getoooh yach ^_^

Tapi bener loh, kadang kala mendengar kebohongan yang manis emang lebih menyenangkan. Karena kadang kala kondisi yang sebenarnya alias kejujuran itu memang tak sesuai dengan yang kita harapkan. Sebagai manusia kita pasti mengharapkan yang baik dunk yach bagi kita, tapi kenyataannya tidak selalu berpihak pada kita. Itulah hidup ;) . Setidaknya hargai kejujuran yg kita dengar, krn butuh  keberanian untuk bisa jujur.

Tapi 50:50 kok perbandingannya, bisa baik tapi bisa juga tidak menyenangkan akibat dari tersampaikannya kejujuran itu tadi. Sekalipun tujuan dari menyampaikan dari kejujuran itu sendiri baik, gak menjamin lho akan dapat umpan balik/tanggapan yang baik dari yang mendengarnya. Balik lagi, tergantung kepentingannya. Kalau kejujuran itu sesuai dengan kepentingan orang tersebut maka umumnya tanggapannya akan positif, sebaliknya jika tidak sesuai dengan kepentingannya maka responnya umumnya negative. Manusiawi guys, begitulah manusia. Dimaklumi yach, mungkin kapasitasnya memang baru bisa bersikap impulsive alias spontan tanpa ditimbang dan direnungkan terlebih dahulu.

Seandainya kita sebagai penyampai kejujuran, musti siap-siap lho guys… Yach benar, siap dengan segala konsekuensi dari tindakan kita. Karena tidak selalu si kebenaran dan kejujuran itu dapat diterima baik oleh semua orang, terutama bagi yang tidak merasa diuntungkan oleh kebenaran tersebut. Butuh keberanian yach buat menyampaikan kejujuran itu?!

Tenang guys, jangan skeptic gitu juga. Karena takut akan akibat gak enaknya trus jadi memutuskan untuk tidak menyampaikan kebenaran tersebut. Memang ada kemungkinan akan ada feed back yang gak enak, tapi setidaknya begini guys… dengan berkata jujur maka anda akan terbebas dari rasa was-was serta beban karena anda tahu kebenaran tapi tidak menyampaikannya. Benar, tidak semua kebenaran harus disampaikan saat itu juga. Ada beberapa permasalahan yang lebih bijak jika ditunda untuk diungkap kebenaran, ada juga yang lebih cepat lebih baik. Lebih baik jujur dari pada bohong, lebih baik ditunda dari pada bohong. Dari pengalamanku sih jadi lebih lega aja setelah bisa ngomong jujur, meski adakalanya sedih karena penerimaannya gak baik hehehe ;). Semuanya saya kembalikan pada kebijaksanaan dan kedewasaan berfikir anda. Semoga sepenggal tulisan ini bisa jadi bahan renungan, good luck…

Have a nice day…^_^

Minggu, 20 Januari 2013

Kepercayaan bukan Hadiah


Percaya dengan seseorang yang kita kenal sejak lama atau tidak percaya pada seseorang sejak pertama bertemu? Sebenarnya bagaimana sih proses kepercayaan pada seseorang itu muncul? Layaknya pemberian hadiah ataukah sesuatu yang harus dicapai bahkan diperjuangkan?
Percaya atau tidak, lamanya kita mengenal seseorang tidak menjamin kepercayaan itu akan hadir. Kadang kala rasanya telah mengenal selama 10 tahun tapi ternyata tidak tahu dalamnya hati atau karakter orang tersebut seperti apa, dan sesungguhnya kepercayaan itu tidak pernah bias diberikan. Tapi juga ada kasus dimana baru berkenalan beberapa hari tapi kita rasanya bisa dengan gampangnya percaya pada seseorang. Dalam hal ini kita kesampingkan hipnotis dan sejenisnya yach…

Kepercayaan butuh bukti

Yes, it does. Sebelum orang percaya kepada kita, maka kita akan dituntut untuk membuktikan bahwa kita memang layak untuk dipercaya. Baik untuk suatu pekerjaan, proyek seharga milayaran dollar, maupun sebatas penyampai pesan.  Hal ini tidak hanya pada orang yang tidak kita kenal, tapi juga orang-orang terdekat bahkan saudara kandung maupun orang tua kita. Sama saja. Terutama jika kepercayaan yang telah diberikan pada kita kemudian kita rusak, alias kita kecewakan atau kita khianati. Maka untuk mendapatkan kembali si kepercayaan, anda harus benar-benar ‘berjuang’ untuk mendapatkannya. Hehehe….lebay yach?! 

Tapi bener lho… setelah dikecewakan sering kali kita akan memberi kesempatan, akan tetapi kepercayaan kita tak akan lagi sama besarnya dengan kepercayaan kita pada orang tersebut. Habis gak ada garansi kan guys kalau orang tersebut tidak akan berkhianat. Bener sih, orang tersebut berhak mendapatkan kesempatan kedua. Orang tersebut toh masih tetap manusia, dan ada kemungkinan telah bertobat juga berubah. Kita tidak berhak menghakimi kan? Lagi pula bisa aja karena kuasa Allah SWT yang maha pembolak balik hati, kemudian orang tersebut mendapat hidayah. Who knows?

Gini guys, gak tahu gimana dengan anda-anda sekalian, cuma buat aku sih dengan demikian gak gampangnya mendapat kepercayaan dari seseorang maka wajib lho hukumnya buat menjaga kepercayaan itu. Sekali ternoda maka akan membutuhkan “perjuangan” untuk mendapatkannya kembali. Pengalamanku sih gitu. Jangan remehkan hal kecil, seringkali hal besar dilihat dan dinilai dari hal kecil yang kita anggap sepele lho. Contohnya karakter pribadi seseorang, gimana bisa dipercaya menduduki suatu tingkatan kepangkatan yang tinggi kalau orangnya aja gak jujur dan gak amanah. Ya khan??? Setuju apa setuju? Hehehe ;)

Semoga bisa jadi bahan renungan yah celotehan saya ini….

Have a nice day… ^_^

Senin, 14 Januari 2013

Cara Sederhana Ikut Selamatkan Bumi!!!


Menyelamatkan bumi??? Kerja berat nih….:(
Gak gitu juga kaleee….. Ciyusss??? Miapa????  Mi kamyuuuuhhh…. Hehehe lebay dot com deh ahhh ^_^
Jangan pikirkan hal yang jauh dan tak terjangkau tangan guys. Memang tidak mudah untuk mengembalikan keadaan bumi tercinta ini kepada keadaannya yang semula, tergolong ‘hil yang mustahal’ malah menurut saya. Gimana coba caranya mengembalikan kehijauan hutan di Kalimantan yang sudah terlanjur hangus terbakar dalam waktu sekejab mata? Agak bingung cara mendatangkan robot kucing yang punya kantung ajaib itu kan sodara-sodara? Ok kita akui manusia memang mengambil peran dalam rusaknya lingkungan hidup di sekitar kita kan? So apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan masalah yang ada? Yah setidaknya mengurangi…

Dari berbagai sumber yang bisa saya temukan (hehehe ^_^), beberapa langkah sederhana yang bisa anda lakukan di lingkungan terdekat antara lain….
  • Buanglah sampah pada tempatnya, sediakan tong sampah dalam jumlah yang memadai di rumah dan kantor anda.
  • Pisahkan sampah organic dan anorganik, kemudian olah sampah organic menjadi pupuk kompos. Sambil menyelam minum air yach…?
  • Belanja menggunakan keranjang belanja yang anda bawa sendiri dari rumah, sehingga anda bisa meminimalkan penggunaan plastic kresek.
  • Gunakan kembali plastic kresek untuk membuang sampah atau keperluan anda yang lainnya.
  • Gunakan batrai isi ulang, sehingga bisa discharge ulang.
  • Beli produk rumahan dalam bentuk refillnya saja ya guys
  • Berkebun, tanam tanaman hias atau rempah bumbu dapur di halaman depan atau halaman belakang rumah anda. Selain untuk menghijaukan lingkungan juga ada nilai ekonomisnya lho J.
  • Gunakan kertas yang baru dipakai satu sisinya untuk mencetak resep masakan yang anda dapat dari internet, atau gunakan untuk ruang menggambar bagi putra putri anda.
  • Perbaiki kran di rumah yang rusak, hal ini dapat menghemat air karena kebocoran yang terjadi.
  • Gunakan lampu hemat energy.
  • Matikan peralatan elektronik yang sudah tidak dipakai.
  • Minimalkan penggunaan mesin cuci. Hal ini dapat dilakukan dengan mencuci pakaian kotor jika sudah banyak, gunakan mesin pengering hanya pada cuaca yang mendung atau hujan.
  • Minimalkan penggunaan AC, kipas angin dan lampu dengan cara maksimalkan bukaan (jendela, ventilasi, dan pintu) sehingga sirkulasi udara dan cahaya yang cukup dapat masuk dengan baik ke rumah anda.
  • Ajak keluarga atau kenalan anda untuk turut serta menjaga lingkungan.

Fiuh… banyak juga yach yang bisa kita lakukan. Mari kita mulai dari sekarang, di sekitar kita, dan dari kita sendiri…
Have a nice green days…. ^_^

Sumber gambar:

Jumat, 11 Januari 2013

Global Warming = Warisan buat Anak Cucu?


OMG…. Sedihnya yach jika satu-satunya yang dapat kita tinggalkan untuk generasi penerus kita adalah  bumi yang tandus dengan udara beracun, atau peperangan dunia untuk memperebutkan air bersih. Terkesan lebay memang perumpamaan diatas, tapi itulah yang akan terjadi jika kita tak kunjung peduli dengan kelestarian bumi kita tercinta ini. Seperti apa warisan yang akan kita tinggalkan untuk anak cucu, itu pilihan kita!!!

Apa pertanyaan yang muncul dibenak anda? Mengapa saya yang harus peduli? Kan bukan saya yang mengotori udara, mencemarkan air, atau menebang pohon di hutan? Kenapa saya yang harus bertanggung jawab? Tolong jawab pertanyaan saya, lalu siapa? Para pendahulu kita? Atau para hewan? Atau salahnya pohon kenapa dia mau ditebang? Hehehe…. Lucunya. Semua upaya yang dilakukan dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia sering kali menimbulkan sampah bagi bumi ini, baik berupa emisi karbon, atau limbah cair yang dibuang begitu saja di sungai. Pada akhirnya kita jugalah yang harus menanggung akibatnya. Coba anda renungkan sebentar, pada jaman dahulu berapa banyak anda dengar bayi yang terserang penyakit flek paru-paru? Bandingkan dengan yang anda dengar sekarang. Contoh saja, saya punya 4 orang keponakan yang 3 diantaranya pernah terjangkit penyakit flek paru-paru. Miris yach…

Terlalu jauh kalau yang kita bayangkan adalah menghijaukan bumi ini, bumi ini terlalu besar untuk kita jangkau seorang diri sodara. Tenang, 1000 jalan menuju Roma. Mulailah dari kita sendiri, di lingungan terdekat, mulai sekarang juga, mulai dari hal paling sederhana! Buang sampah pada tempatnya misalnya. Ada banyak hal mudah yang dapat anda lakukan, akan saya sampaikan pada artikel berikutnya.
Ok guys, mulai sekarang tanamkan rasa cinta pada bumi ini. Lakukan ini untuk kita sendiri, anak dan cucu kita kelak.

Lets go green
Have a nice day… J

Selasa, 08 Januari 2013

Belajar Mendidik dari Kupu-kupu


Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah artikel, maaf saya lupa siapa penulisnya, akan saya coba bagi di sini inti ceritanya. Artikel tersebut berkisah tentang seseorang yang melihat proses seekor kupu-kupu berusaha keluar dari kepompong, dan karena tidak sampai hati melihat kupu-kupu tersebut kesulitan dan terlihat kelelahan (karena berhenti sejenak sebelum melanjutkan prosesnya, dan berulang-ulang) maka akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantu. Dia mengambil gunting dan kemudian segera menggunting sisa kepompong yang menyulitkan si kupu-kupu.  Tahukah anda apa yang terjadi pada kupu-kupu tersebut? Badan kupu-kupu yang keluar lebih dulu terlihat lebih kecil, sementara badan yang tidak keluar melalui ujung kepompong menjadi besar dan berat. Ternyata proses keluar dari lubang kepompong yang kecil tersebut juga berfungsi untuk mengecilkan badan kupu-kupu, sehingga cukup ringan untuk dibawa terbang.  Setelah beberapa hari si kupu-kupu tidak dapat terbang karena badannya terlalu berat untuk terbang, dan akhirnya kupu-kupu tersebut wafat dengan suksesnya. Sedih yach hiks…hiks….hiks…. T_T

Ini pesan yang pingin saya bagi di sini, kadang kala proses untuk ‘tahu’ dan ‘bisa’ membutuhkan proses panjang yang kadang kala menyakitkan. Dan jujur saja, saat orang-orang terdekat harus melalui itu maka ‘ego’ kita untuk membantu bahkan melindungi akan dengan suksesnya meluncur menawarkan diri. Tapi  you know what guys… kadang kala mereka memang harus melalui proses tersebut . Dan bila dipaksakan kita terlalu melindungi maka mereka akan jadi lemah dan menjadi sangat tergantung pada kita, lalu apa yang akan terjadi jika mereka harus menghadapi dunia sendiri tanpa kita? Tegakan kita membiarkan mereka begitu lemahnya saat harus sendiri.

Yes it does, benar… mendidik bukan hanya mengajarkan orang tentang sesuatu tapi juga membesarkan hati kita, membiarkan orang tersebut melakukan sendiri bahkan melakukan kesalahan. Tidakkah yang seharusnya kita lakukan adalah membantu mereka untuk menyelesaikan masalah pasca mereka membuat kesalahan jika memang dibutuhkan? Setuju???

Selamat  mendidik orang terkasih di sekitar anda serta menguatkan hati anda yach, semoga sepenggal cerita ini bermanfaat ….

See you, have a nice day...…. ^_^