Bentuk organ kita beda, satu sama lain. Itulah kenapa kita bisa beraktifitas dengan baik, mereka bekerjasama tanpa sibuk membandingkan bentuk
mereka yang berbeda. Kebayang gak sich kalo organ dalam kita terdiri dari
jantung semua, dengan fungsi jantung semua, semuanya memompa darah, tanpa urat
nadi, tanpa ada yang sangat membutuhkan disuplai, semua memberi tanpa ada yang
merasa perlu menerima. Bisakah kita hidup dengan organ yang sama semua??? Bisakah
kita hidup jika pergerakan jantung dan darah itu tanpa suplai makanan? Cuma darah!
Bisa????
Kalau semua manusia diciptakan Allah SWT memiliki bentuk
tubuh dan wajah yang sama, seolah merupakan hasil clonning, kalau semua memiliki
kemampuan dan bakat serta kekuatan yang sama, masih inginkah kita saling
mengenal??? Masih akan adakah istilah gotong royong??? Masih perlukah orang
lain???
Bayangkan, kalau seisi dunia ini warnanya biru, apakah kita
akan tahu bahwa langit itu berwarna
biru???
Pertanyaannya, dimanakah letak ‘salah’nya menjadi
berbeda?????
Galau mode on .
Bingung, asli…
Sekian kali yang lalu banyak yang memandang sinis, aneh, seolah ada
tanda tanya besar di atas kepalanya, saat melihat orang yang memiliki cara atau
bentuk yang berbeda. Kenapa sih
memangnya kalau beda??? Berkali kali pertanyaan ini muncul di kepalaku,
keliling-keliling dengan suksesnya…huft.
Tapi barangkali begitu juga yach yang dipikirkan orang saat
melihat sesuatu dan ternyata tak sama, kenapa gak sama? Gitu kali yach pertanyaannya,
hehehe ^_^ Lucunya…
Pernah kepikir mungkin latar belakang pendidikan yang rendah
membuat orang berpikir semua harus sama, tapi gak juga lho. Kemarin ngobrol
sama temen jaman sekolah yang sekarang namanya punya buntut gelar pun
menanyakan kenapa aku mengambil keputusan berbeda dengan dia. Kenapa harus sama
coba? Dulu pernah juga ketemu teman kerja yang mengharuskan suatu cara ibadah,
lucunya saat aku tak mendukung eh..malah jadi ikutan dimarahin. Aku yang pake
jilbab lah yang dipermasalahkan, walah…
panjang dech. Intinya si teman kerja yang cukup lama bekerja dengan
pengalaman bertemu berbagai jenis orang ini gak ngejamin juga dia terbuka dan
toleran dengan perbedaan. Masih bingung juga sampai hari ini kenapa kok ya
susah banget kayanya untuk menerima yang namanya ‘beda’ itu.
Pernah nyoba juga untuk sama dengan satu komunitas agar bisa diterima oleh komunitas tersebut, adaptasi nich ceritanya. Memang tak dianggap
aneh, ya iyalah kan udah ditiadakan perbedaannya, Cuma pandangan ‘aneh’ penuh
selidik orang-orang ini (setidaknya komunitas ini) tetep aja ada. Berbaik
sangka aja mereka lagi kelebihan waktu dan tenaga buat kepo hehehe. Dan yang
pasti bukannya nyaman dengan menjadi ‘orang lain’ tadi, tapi aku ‘kehilangan’
diriku dan kebahagianku. Huft … capek.
Gak bisa dipaksa kok untuk bisa memahami orang lain, ke’beda’annya,
keunikan, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Syusyehhhh. Masalahnya
tuch yach,
- Allah SWT memang dengan sengaja dan kesadaran penuh menciptakan manusia berbeda satu sama lain, agar saling mengenal
- Manusia diciptakan lengkap dengan kelebihan dan kekurangan, agar saling berbelas kasihan dan membantu
- Kekurangan orang adalah cobaan bagi kita yang lebih, seberapa perduli dengan ‘kekurangan’ orang lain, lalu apa yang kita lakukan dengan itu? Diinjak atau diangkat?!
Anyway bus way… trus musti gimana donk
Gimana kalau sejauh yang ‘beda’ tadi tidak menyalahi aturan
norma adat, norma agama, norma social, hukum yang berlaku di negara ini, dan
aturan agama dan kepercayaan kita maka let it be. Biarkan dia berkembang biak
dengan sendirinya di alamnya masing-masing ^_^
Bukannya gak peduli, gak lagi tepo seliro, gak mau menyatu
dengan lingkungan, masalahnya adalah sebuah kejahatan yang dasyat saat kita ‘merampok’
jati diri seseorang dari dia yang sebenarnya kan?! Kasian lho, tersiksa pasti.
Gimana kalau gini,
- Coba kita mengenal apa sih yang ‘beda’, kenapa bisa ‘beda’, apa dasar pertimbangannya sampai bisa ‘beda’, karena semuanya pasti melalui sebuah proses yang gak sebentar.
- Coba pahami, setidaknya belajar berempati agar kita lebih mudah memahaminya.
- Kalau gak bisa paham, masih ‘gak habis pikir’ aja. Ya sudah hormati saja dia yang ‘beda’ lengkap dengan ‘paket’ penciptaannya yang sudah diskenariokan oleh pencipta-Nya. Terutama kalau perbedaan itu tak merugikan kita.
- Jangan paksakan ‘cara’ kita, terutama jika kita tak mau dipaksa dengan ‘cara’ dia.
Benar menurut kita belum tentu benar menurut Allah SWT, baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah SWT
Sebagai manusia kita tak berhak menghakimi, karena kita
bukan yang Maha Suci. Selalu ada kemungkinan kita melakukan kesalahan, khilaf,
juga dosa. Beda itu indah kok J
Hehehe ^^… panjang yach rumpiii kali ini, semoga bissa jadi
bahan renungan dan pembelajaran kita semua
Have a nice day… ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar