.rbbox{-moz-box-shadow: inset 0 0 20px #f10c0c; -webkit-box-shadow: inset 0 0 20px #f10c0c; box-shadow: inset 0 0 20px #f10c0c; .rbbox:hover{background-color:#000000);}
Adsense Indonesia

Senin, 08 April 2013

Perlukah Mengeluh Besarkan Calon Presiden?


Anak saya tidak bisa diam, saya capek”
“Hobinya main lumpur, susah nyuci bajunya”
“Kalau sudah tanya tidak bisa berhenti, akhirnya saya keluarkan jurus ‘pokoknya’”

Hehehe… pernah dengar kata-kata ini? Atau kah mengalaminya sendiri dengan putra putri ibu-ibu sekalian. Lucu yach, sejak merencanakan untuk memiliki momongan umumnya calon orang tua berangan-angan memiliki anak-anak yang sehat, pintar, kuat dan lain sebagainya. Setelah anak-anak besar dan mulai bereksplorasi dengan anggota tubuh dan lingkungannya maka apa yang kemudian muncul dalam benak kita? Anak yang nakal lah, tidak bisa diam lah, merepotkan lah. Waaahhh lucu sekali yach para orang tua ini hehehe…

Heran gak habis-habis kalau dipikir, benar atau betul? Perlu diingat yah para mama dan papa sekalian, anak yang pintar ditandai dengan keingin tahuan yang dasyat. Terutama pada tahun emas mereka, yakni 0-6 tahun. Di tahun emas anak-anak mudah menyerap informasi apapun yang masuk ke otak mereka, dan terekam dengan sempurna. Baik yang dapat mereka lihat, dengar, kecap, sentuh maupun cium. Hal inilah mengapa mereka menjadi peniru yang hebat di usia ini. Ibaratnya otak anak seperti spon yang perkembangannya bisa mencapai 95%, wooowwww kebayang kan yach betapa dasyatnya. Hal inilah yang menjadi dasar kenapa sedini mungkin si anak harus diajaran nilai-nilai moral dan agama, selain penyerapan dan pemahamannya (meski secara sederhana) yang luar biasa juga karena menginjak usia yang lebih besar lagi anak mulai harus berinteraksi dengan lingkungan sosialnya tanpa didampingi orang tuanya. Sehingga pelurusan kebiasaan atau pengaruh buruk tidak dapat langsung dilakukan.

Di usia emas juga motorik kasar anak mulai mengalami perkembangan. Motorik kasar ini lebih pada organ gerak, terutama tangan dan kaki. Mereka mulai leluasa berlari, melompat, berguling-guling dan aktifitas fisik lainnya. Dan dimulailah ‘belajar’ kotor-kotoran hehehe…. Jika anak-anak aktif, reaktif terhadap lingkungan, berat badan dan tinggi bertambah bukankah berarti anak-anak kita sehat mama papa? Umumnya anak-anak sehat juga ditandai dengan rasa ingin tahu, selain sebagai tanda bahwa anak tersebut cerdas.
Selain rasa ingin tahu yang besar, anak yang cerdas juga ditandai dengan ingatannya yang kuat. Selain itu mereka umumnya juga  memiliki ketertarikan atau minat pada berbagai hal, menunjukkan bakat pada msik dan seni, serta mampu menulis dan membaca lebih cepat.

Luar biasa ya, ternyata dibandingkan perkembangan mereka yang luar biasa maka rasa lelah dan baju kotor yang tak habis-habis serta pertanyaan yang membuat mama papa kehabisan jawaban, sama sekali tak ada artinya. Sebanding yach dengan pengorbanannya, terbayar lunas dech ;).

Tenang mama papa, anak-anak yang ‘merepotkan’ itu merupakan calon pemimpin bangsa bahkan dunia. Perlukah kita mengeluhkan rasa lelah jika kita sadari bahwa rasa lelah ini karena membesarkan dan mendidik para ‘calon presiden’?
Pendidikan yang pertama dan utama itu ada di rumah

Akan adakah keluhan menyiram tanaman jika kita tahu bahwa tanaman yang kita siram itu adalah ‘calon’ pohon jati yang harganya mahal?
Jadi mama papa, mulai hari ini tersenyumlah menghadapi kenakalan dan tingkah polah anak-anak kita. Jika anak-anak aktif itu berarti mereka sehat, dan jika mereka sehat berarti mereka hidup. Setidaknya syukurilah kehidupan mereka jika teramat sulit menghadapi kerepotan karena anak-anak dengan senyuman.

Lets smile…
Have a nice day…. ;)

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar