“Anak saya tidak bisa diam, saya capek”
“Hobinya main lumpur, susah nyuci bajunya”
“Kalau sudah tanya tidak bisa berhenti, akhirnya saya keluarkan jurus ‘pokoknya’”
Hehehe… pernah dengar kata-kata ini? Atau kah mengalaminya
sendiri dengan putra putri ibu-ibu sekalian. Lucu yach, sejak merencanakan
untuk memiliki momongan umumnya calon orang tua berangan-angan memiliki
anak-anak yang sehat, pintar, kuat dan lain sebagainya. Setelah anak-anak besar
dan mulai bereksplorasi dengan anggota tubuh dan lingkungannya maka apa yang
kemudian muncul dalam benak kita? Anak yang nakal lah, tidak bisa diam lah,
merepotkan lah. Waaahhh lucu sekali yach para orang tua ini hehehe…
Heran gak habis-habis kalau dipikir, benar atau betul? Perlu
diingat yah para mama dan papa sekalian, anak yang pintar ditandai dengan keingin
tahuan yang dasyat. Terutama pada tahun emas mereka, yakni 0-6 tahun. Di tahun
emas anak-anak mudah menyerap informasi apapun yang masuk ke otak mereka, dan
terekam dengan sempurna. Baik yang dapat mereka lihat, dengar, kecap, sentuh maupun
cium. Hal inilah mengapa mereka menjadi peniru yang hebat di usia ini. Ibaratnya
otak anak seperti spon yang perkembangannya bisa mencapai 95%, wooowwww
kebayang kan yach betapa dasyatnya. Hal inilah yang menjadi dasar kenapa sedini
mungkin si anak harus diajaran nilai-nilai moral dan agama, selain penyerapan
dan pemahamannya (meski secara sederhana) yang luar biasa juga karena menginjak
usia yang lebih besar lagi anak mulai harus berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya tanpa didampingi orang tuanya. Sehingga pelurusan kebiasaan atau
pengaruh buruk tidak dapat langsung dilakukan.
Di usia emas juga motorik kasar anak mulai mengalami
perkembangan. Motorik kasar ini lebih pada organ gerak, terutama tangan dan
kaki. Mereka mulai leluasa berlari, melompat, berguling-guling dan aktifitas
fisik lainnya. Dan dimulailah ‘belajar’ kotor-kotoran hehehe…. Jika anak-anak
aktif, reaktif terhadap lingkungan, berat badan dan tinggi bertambah bukankah
berarti anak-anak kita sehat mama papa? Umumnya anak-anak sehat juga ditandai
dengan rasa ingin tahu, selain sebagai tanda bahwa anak tersebut cerdas.
Selain rasa ingin tahu yang besar, anak yang cerdas juga
ditandai dengan ingatannya yang kuat. Selain itu mereka umumnya juga memiliki ketertarikan atau minat pada
berbagai hal, menunjukkan bakat pada msik dan seni, serta mampu menulis dan
membaca lebih cepat.
Luar biasa ya, ternyata dibandingkan perkembangan mereka yang
luar biasa maka rasa lelah dan baju kotor yang tak habis-habis serta pertanyaan
yang membuat mama papa kehabisan jawaban, sama sekali tak ada artinya. Sebanding
yach dengan pengorbanannya, terbayar lunas dech ;).
Tenang mama papa, anak-anak yang ‘merepotkan’ itu merupakan
calon pemimpin bangsa bahkan dunia. Perlukah kita mengeluhkan rasa lelah jika
kita sadari bahwa rasa lelah ini karena membesarkan dan mendidik para ‘calon
presiden’?
Pendidikan yang pertama dan utama itu ada di rumah
Akan adakah keluhan menyiram tanaman jika kita tahu bahwa
tanaman yang kita siram itu adalah ‘calon’ pohon jati yang harganya mahal?
Jadi mama papa, mulai hari ini tersenyumlah menghadapi
kenakalan dan tingkah polah anak-anak kita. Jika anak-anak aktif itu berarti
mereka sehat, dan jika mereka sehat berarti mereka hidup. Setidaknya syukurilah
kehidupan mereka jika teramat sulit menghadapi kerepotan karena anak-anak
dengan senyuman.
Lets smile…
Have a nice day…. ;)
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar