.rbbox{-moz-box-shadow: inset 0 0 20px #f10c0c; -webkit-box-shadow: inset 0 0 20px #f10c0c; box-shadow: inset 0 0 20px #f10c0c; .rbbox:hover{background-color:#000000);}
Adsense Indonesia

Kamis, 27 Juni 2013

Belajar dari Jogja

Haaallllooooo….. lama gak menyapa, apa kabar???? Semoga kita semua dalam keadaan sehat sentosa dan tak kekurangna satu apapun yach…aamiin3x

Masih ingat dengan kabar wafatnya salah satu politikus Indonesia baru-baru ini? setelah beliau meninggal beberapa pemikiran beliau didiskusikan di salah satu televisi swasta. Muncul lah kata pluralism, apa sih maksudnya? Kalau dari asal katanya sih berarti paham (isme) yang beragam (plural).  Agak membingungkan gak sih?

Kalau dari sudut pandang ilmu sosial ( sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme), pluralism sendiri di pahami sebagai sebuah kerangka dari berbagai kelompok dimana ditunjukkan saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Lebih mudah dicerna ya kalau pengertian ini hehehe . Di sini dimaksudkan beberapa kelompok tersebut menjalani hidup bersama atau interaksi dengan saling menghormati dan toleransi sehingga tidak terjadi konflik.

Agak berat  ya? Tenang, hari ini bukan itu bahasan utamanya. Narasi aja. Ngomong-ngomong pluralism jadi inget Jogja. Benar Jogjakarta. Jogja di datangi orang dari berbagai suku bahkan  berbagai bangsa, dengan berbagai tujuan yang beragam pula. Setiap orang dengan karakter yang berbeda ini membawa berbagai adat dan budayanya, tapi bukannya melebur menjadi satu melainkan mereka hidup berdampingan. Dengan toleransi yang tinggi membuat Jogja menjadi begitu ramah terhadap pendatang, akan tetapi tetap tidak kehilangan identitas dan budayanya sendiri. Subhanallah… Tidak hanya budaya yang dapat hidup berdampingan di Jogja tapi juga agama. Indah sekali harmonisasi yang tercipta di tengah berbagai perbedaan di Jogja.

Yang kurasakan, masyarakat Jogja itu cinta pada kota mereka, entah gimana tapi mereka jadi sangat menjaga budaya mereka. Bukan berarti tidak ada budaya luar yang memberi pengaruh, gak juga, Jogja itu dinamis. Jogja itu berkembang tapi tidak meninggalkan akar budaya dan kearifan lokalnya. Tetap kerasaaa banget Jogjanya. Setiap elemen dan lapisan masyarakat bekerjasama menciptakan Jogja yang Jogja banget dan terus berkembang dan memperbaiki diri. Rasanya tertata rapi, meski pasti membutuhkan proses yang tidak sebentar dan tanpa pro kontra pastinya.

Inilah salah satu alasan yang menjadikan Jogja itu lovable bangeeeetttt, terlalu mudah buat mencintai Jogja. Dan banyak banget yang betah tinggal di Jogja, atau ketagihan buat datang dan datang lagi ke Jogja. Mulai dari wisata alam, wisata sejarah, sampai wisata budaya semuanya ada. Mulai dari yang di tengah kota sampai yang di pinggiran kota, atau wisata di tengah hari sampai di malam hari. Semuanya seruuu…. Wisata kuliner juga seru lho, mulai yang murah sampai yang mahal ada, mulai di emperan toko sampai restoran kelas atas juga banyak pilihan. Yang pasti warganya sendiri juga ramah, jadi tambah betah di Jogja.

Ada ungkapan kalau everyday is Sunday in Jogja, percaya gak??? Boleh percaya boleh enggak, tapi aq pribadi sih ngrasain gitu. Hidup di Jogja itu santeeee kaya di pantaiiii, slow kaya di pulooo. Setiap liburan ke Jogja pasti rasanya ‘kok udah harus pulang aja yach, perasaan baru datang hiks…T_T’. Tempat yang tepat buat refresh otak…hehehe…


Semoga banyak hikmah yang bisa diambil dari kota budaya ini yach…

Gambar:

Kamis, 25 April 2013

Menjadi Ibu Rumah Tangga itu Menyia-nyiakan Perjuangan RA.Kartini?



Ciyuusss? Miapa?
Apa salahnya memilih menjadi ibu rumah tangga?
Apakah RA.Kartini mengajarkan wanita Indonesia harus menjadi pekerja di luar rumah?
Pernah dengar Kartini muda memprotes itu pada ayahnya yang seorang ningrat?

Lucunya lagi beberapa pertanyaan yang muncul di sekeliling saya dimana mempertanyakan pilihan seorang wanita yang notabene bergelar sarjana untuk menjadi ibu rumah tangga, salahnya dimana? Mulai dari ibu-ibu pengajian, ibu-ibu komplek, sampai seorang teman sekolah yang notabene lelaki. Dalam hal ini saya tidak akan mengangkat bias gender pada proses mempertanyakan pilihan tersebut, hanya menggaris bawahi bahwa pertanyaan itu muncul baik dari sesama wanita maupun dari laki-laki. Semasa sekolah beberapa teman lelaki juga berpendapat bahwa enak jadi wanita karena tidak harus mencari pekerjaan dengan modal ijazah yang nantinya didapat karena bisa ‘ikut’ suami. Ada apa yach dengan masyarakat kita? Bahkan dari kalangan akademisi pun berpandangan demikian, bukankah harapannya dengan menjadi ‘berpendidikan’ bisa menghasilkan generasi yang  berwawasan luas dan tak terkungkung dengan cara pandang yang terkesan ‘tradisional’?

Tradisional’? Bukankah emansipasi merupakan salah satu tonggak modernisasi? Yach benar, saya tidak salah menggunakan istilah. Jaman bapak saya dulu, beliau bersekolah setinggi-tingginya agar mendapat penghidupan yang layak dengan menjadi pegawai negeri (jaman itu pekerjaan yang paling TOP adalah pegawai negeri ). Hehehe… saking TOPnya bahkan ada ibu yang mempersyaratkan calon menantunya berprofesi sebagai pegawai negeri. Bukannya ingin merendahkan pegawai negeri, karena saya juga anak mantan pegawai negeri, tapi coba dibayangkan berapa banyak posisi pegawai negeri dan berapa banyak sarjana beberapa tahun terakhir? Bisa dibayangkan kalau pola pikir kita hanya sekolah untuk jadi pegawai? Nah …. sekarang merupakan era baru dimana menjadi berpendidikan bukan hanya untuk menjadi pegawai, tapi jadi pengusaha yang menciptakan lowongan pekerjaan. Bahkan dimulai dari mana saja, ada yang dari garasi rumah (ingat cerita pencipta Facebook???), ada yang dari dapur, dan lain sebagainya. Terutama di jaman internet seperti sekarang, semuanya serba online dan serba komputerisasi.

Sudah berada di gelombang yang sama dengan saya? Hehehe … Ok kita kembali pada topic awal. Apakah yang sebenarnya diperjuangkan RA.Kartini? Lalu nilai apa yang bisa dipelajari dan diaplikasikan oleh anak bangsa ini? Kartini muda tergolong ‘vokal’ untuk kalangan ningrat yang terkenal dengan ketatnya aturan sopan santun dan adat. Dia memperjuangkan hak yang sama untuk memperoleh pendidikan antara lelaki dan wanita, dan dia menolak dipanggil dengan gelar kebangsawanannya. Secara tidak langsung beliau menginginkan persamaan derajat, antara dirinya dan ‘masyarakat jelata’ di masanya. Lalu apa yang bisa kita teladani dari sikap beliau?

Gigih dan semangat yang pantang menyerah, beliau terus memperjuangkan kesempatan belajar anak-anak wanita di lingkungannya.

Prinsip dan pemahamannya akan kodrat dan jati dirinya sebagai wanita. Berikut penggalan surat RA.Kartini:
"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan
sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan
laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya
yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan
kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi
ibu, pendidik manusia yang pertama-tama" (Surat Kartini kepada Prof. Anton Dan
Nyonya, 4 Oktober 1902).
Sumber: http://aridhoa.blogspot.com/2009/04/andai-kartini-khatam-mengaji.html
Dari penggalan surat ini kita dapat melihat betapa pun besar perjuangannya untuk wanita agar mendapatkan pendidikan, ia pun sangat menyadari posisi dan kodrat penciptaannya sebagai wanita yang tak  dapat dipungkiri dan digantikan.

Kebesaran dan ketulusan hatinya juga dapat dengan jelas tergambar dari penggalan surat tersebut. Bukan untuk menjadi saingan!!! Wahai para lelaki, wanita diciptakan dari tulang rusukmu yang dekat dengan lengan agar dapat kau lindungi. Bukan dari tulang kepala untuk menjadi pemimpinmu, bukan pula dari tulang kakimu agar jadi bawahanmu. Tapi dari tulang rusukmu, agar jadi patner kehidupanmu. Subhanallah… betapa indah makna penciptaan wanita. Wahai wanita apakah kau memahami maksud perjuangan Kartini sebelum kau jauh melangkah meninggalkan rumah?

Lalu bagaimana kita harus memaknai emansipasi wanita?

Tuisan ini saya buat bukan untuk mengkritik wanita yang memutuskan untuk menjadi wanita karir, atau membenarkan wanita yang memilih berkarir dari rumah alias menjadi ibu rumah tangga atau berbisnis dari rumah. Tapi mari kita pahami bahwa wanita diciptakan oleh Allah SWT dengan fisik yang berbeda dengan lelaki, tak sekuat lelaki memang, dengan ‘jatah’ hati yang lebih besar dan seringkali menjadi alas an wanita yang lebih emosional bila dibandingkan lelaki. Tapi ini toh bukan tanpa maksud, agar saling melengkapi. Agar saling tolong-menolong, dan saling membutuhkan. Meski tak dapat dipungkiri kadang kala kita juga menemui wanita yang ‘perkasa’, fisiknya kuat sebanding dengan lelaki.

Kodrat wanita yang ‘dititipi’ rahim, maka wanita ditugasi untuk hamil dan juga menyusui anaknya. Tapi ini juga bukan berarti wanita hanya bisa di rumah saja. Ibu adalah sekolah yang pertama. Anak-anak mulai belajar sejak di dalam kandungan, oleh sebab itu ibu hamil tidak boleh berkata sembarangan, karena memang dapat didengar oleh jabang bayi di dalam kandungan. Rasanya jadi realistis manakala Kartini memperjuangkan pendidikan bagi wanita, karena dari ibu yang pandailah anak akan belajar lebih banyak pengetahuan. Maka para wanita di seluruh dunia harus berpendidikan, wanita harus cerdas J.

Emansipasi dapat dimaknai sebagai hak wanita untuk dapat membuat dan memiliki pilihan untuk menentukan nasib dan kehidupannya tanpa melupakan kodratnya sebagai wanita, dan tentu saja selama berada dalam koridor aturan agama serta norma adat yang berlaku.

Wanita ingin mengejar karir? Boleh, silahkan. Sejauh memang diijinkan oleh orang tua atau suami jika sudah menikah, atau jika memang beliau adalah tulang punggung keluarga atau kondisinya memang memaksa demikian. Wanita boleh berkarya.

Wanita memutuskan jadi ibu rumah tangga? Boleh, silahkan. Toh apa yang dilakukan itu untuk bisa mendidik anak-anak dan menjadi istri yang baik. Lagi pula jaman sekarang berbisnis dari rumah pun bisa dilakukan para ibu rumah tangga, meski butuh manajemen yang dasyat menurut pengalaman saya hehehe.

Jadi wahai wanita, apa pilihan anda hari ini? Apapun pilihan anda, pastikan anda tahu konsekuensi dari setiap pilihan tersebut, jangan sampai menyesal di akhir hari. Jangan jadi korban isu-isu emansipasi yang tak anda pahami sepenuhnya, atau jadi korban ‘kodrat’ yang anda yakini. Jadilah hebat dengan apapun pilihan anda, terus gali potensi anda. Karena dengan pilihan menjadi ibu rumah tangga bukan alasan anda tak ‘berkembang’. Teruslah bersinar wanita Indonesia…

Have a nice day…. 

Sumber :


Rabu, 17 April 2013

Beda? So what gitu loh…?!

Bentuk organ kita beda, satu sama lain. Itulah kenapa kita bisa beraktifitas dengan baik, mereka bekerjasama tanpa sibuk membandingkan bentuk mereka yang berbeda. Kebayang gak sich kalo organ dalam kita terdiri dari jantung semua, dengan fungsi jantung semua, semuanya memompa darah, tanpa urat nadi, tanpa ada yang sangat membutuhkan disuplai, semua memberi tanpa ada yang merasa perlu menerima. Bisakah kita hidup dengan organ yang sama semua??? Bisakah kita hidup jika pergerakan jantung dan darah itu tanpa suplai makanan? Cuma darah! Bisa????

Kalau semua manusia diciptakan Allah SWT memiliki bentuk tubuh dan wajah yang sama, seolah merupakan hasil clonning, kalau semua memiliki kemampuan dan bakat serta kekuatan yang sama, masih inginkah kita saling mengenal??? Masih akan adakah istilah gotong royong??? Masih perlukah orang lain???

Bayangkan, kalau seisi dunia ini warnanya biru, apakah kita akan tahu bahwa langit itu berwarna  biru???
Pertanyaannya, dimanakah letak ‘salah’nya menjadi berbeda?????
Galau mode on .

Bingung, asli…  Sekian kali yang lalu banyak yang memandang sinis, aneh, seolah ada tanda tanya besar di atas kepalanya, saat melihat orang yang memiliki cara atau bentuk yang berbeda.  Kenapa sih memangnya kalau beda??? Berkali kali pertanyaan ini muncul di kepalaku, keliling-keliling dengan suksesnya…huft.
Tapi barangkali begitu juga yach yang dipikirkan orang saat melihat sesuatu dan ternyata tak sama, kenapa gak sama? Gitu kali yach pertanyaannya, hehehe ^_^  Lucunya…

Pernah kepikir mungkin latar belakang pendidikan yang rendah membuat orang berpikir semua harus sama, tapi gak juga lho. Kemarin ngobrol sama temen jaman sekolah yang sekarang namanya punya buntut gelar pun menanyakan kenapa aku mengambil keputusan berbeda dengan dia. Kenapa harus sama coba? Dulu pernah juga ketemu teman kerja yang mengharuskan suatu cara ibadah, lucunya saat aku tak mendukung eh..malah jadi ikutan dimarahin. Aku yang pake jilbab lah yang dipermasalahkan, walah…  panjang dech. Intinya si teman kerja yang cukup lama bekerja dengan pengalaman bertemu berbagai jenis orang ini gak ngejamin juga dia terbuka dan toleran dengan perbedaan. Masih bingung juga sampai hari ini kenapa kok ya susah banget kayanya untuk menerima yang namanya ‘beda’ itu.

Pernah nyoba juga untuk sama dengan satu komunitas agar bisa diterima oleh komunitas tersebut, adaptasi nich ceritanya. Memang tak dianggap aneh, ya iyalah kan udah ditiadakan perbedaannya, Cuma pandangan ‘aneh’ penuh selidik orang-orang ini (setidaknya komunitas ini) tetep aja ada. Berbaik sangka aja mereka lagi kelebihan waktu dan tenaga buat kepo hehehe. Dan yang pasti bukannya nyaman dengan menjadi ‘orang lain’ tadi, tapi aku ‘kehilangan’ diriku dan kebahagianku. Huft … capek.

Gak bisa dipaksa kok untuk bisa memahami orang lain, ke’beda’annya, keunikan, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Syusyehhhh. Masalahnya tuch yach,
  • Allah SWT memang dengan sengaja dan kesadaran penuh menciptakan manusia berbeda satu sama lain, agar saling mengenal
  • Manusia diciptakan lengkap dengan kelebihan dan kekurangan, agar saling berbelas kasihan dan membantu
  • Kekurangan orang adalah cobaan bagi kita yang lebih, seberapa perduli dengan ‘kekurangan’ orang lain, lalu apa yang kita lakukan dengan itu? Diinjak atau diangkat?!

Anyway bus way… trus musti gimana donk
Gimana kalau sejauh yang ‘beda’ tadi tidak menyalahi aturan norma adat, norma agama, norma social, hukum yang berlaku di negara ini, dan aturan agama dan kepercayaan kita maka let it be. Biarkan dia berkembang biak dengan sendirinya di alamnya masing-masing ^_^

Bukannya gak peduli, gak lagi tepo seliro, gak mau menyatu dengan lingkungan, masalahnya adalah sebuah kejahatan yang dasyat saat kita ‘merampok’ jati diri seseorang dari dia yang sebenarnya kan?! Kasian lho, tersiksa pasti.
Gimana kalau gini,
  • Coba kita mengenal apa sih yang ‘beda’, kenapa bisa ‘beda’, apa dasar pertimbangannya sampai bisa ‘beda’, karena semuanya pasti melalui sebuah proses yang gak sebentar.
  • Coba pahami, setidaknya belajar berempati agar kita lebih mudah memahaminya.
  • Kalau gak bisa paham, masih ‘gak habis pikir’ aja. Ya sudah hormati saja dia yang ‘beda’ lengkap dengan ‘paket’ penciptaannya yang sudah diskenariokan oleh pencipta-Nya. Terutama kalau perbedaan itu tak merugikan kita.
  • Jangan paksakan ‘cara’ kita, terutama jika kita tak mau dipaksa dengan ‘cara’ dia.


Benar menurut kita belum tentu benar menurut Allah SWT, baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah SWT

Sebagai manusia kita tak berhak menghakimi, karena kita bukan yang Maha Suci. Selalu ada kemungkinan kita melakukan kesalahan, khilaf, juga dosa. Beda itu indah kok J

Hehehe ^^… panjang yach rumpiii kali ini, semoga bissa jadi bahan renungan dan pembelajaran kita semua
Have a nice day… ^_^

Senin, 08 April 2013

Perlukah Mengeluh Besarkan Calon Presiden?


Anak saya tidak bisa diam, saya capek”
“Hobinya main lumpur, susah nyuci bajunya”
“Kalau sudah tanya tidak bisa berhenti, akhirnya saya keluarkan jurus ‘pokoknya’”

Hehehe… pernah dengar kata-kata ini? Atau kah mengalaminya sendiri dengan putra putri ibu-ibu sekalian. Lucu yach, sejak merencanakan untuk memiliki momongan umumnya calon orang tua berangan-angan memiliki anak-anak yang sehat, pintar, kuat dan lain sebagainya. Setelah anak-anak besar dan mulai bereksplorasi dengan anggota tubuh dan lingkungannya maka apa yang kemudian muncul dalam benak kita? Anak yang nakal lah, tidak bisa diam lah, merepotkan lah. Waaahhh lucu sekali yach para orang tua ini hehehe…

Heran gak habis-habis kalau dipikir, benar atau betul? Perlu diingat yah para mama dan papa sekalian, anak yang pintar ditandai dengan keingin tahuan yang dasyat. Terutama pada tahun emas mereka, yakni 0-6 tahun. Di tahun emas anak-anak mudah menyerap informasi apapun yang masuk ke otak mereka, dan terekam dengan sempurna. Baik yang dapat mereka lihat, dengar, kecap, sentuh maupun cium. Hal inilah mengapa mereka menjadi peniru yang hebat di usia ini. Ibaratnya otak anak seperti spon yang perkembangannya bisa mencapai 95%, wooowwww kebayang kan yach betapa dasyatnya. Hal inilah yang menjadi dasar kenapa sedini mungkin si anak harus diajaran nilai-nilai moral dan agama, selain penyerapan dan pemahamannya (meski secara sederhana) yang luar biasa juga karena menginjak usia yang lebih besar lagi anak mulai harus berinteraksi dengan lingkungan sosialnya tanpa didampingi orang tuanya. Sehingga pelurusan kebiasaan atau pengaruh buruk tidak dapat langsung dilakukan.

Di usia emas juga motorik kasar anak mulai mengalami perkembangan. Motorik kasar ini lebih pada organ gerak, terutama tangan dan kaki. Mereka mulai leluasa berlari, melompat, berguling-guling dan aktifitas fisik lainnya. Dan dimulailah ‘belajar’ kotor-kotoran hehehe…. Jika anak-anak aktif, reaktif terhadap lingkungan, berat badan dan tinggi bertambah bukankah berarti anak-anak kita sehat mama papa? Umumnya anak-anak sehat juga ditandai dengan rasa ingin tahu, selain sebagai tanda bahwa anak tersebut cerdas.
Selain rasa ingin tahu yang besar, anak yang cerdas juga ditandai dengan ingatannya yang kuat. Selain itu mereka umumnya juga  memiliki ketertarikan atau minat pada berbagai hal, menunjukkan bakat pada msik dan seni, serta mampu menulis dan membaca lebih cepat.

Luar biasa ya, ternyata dibandingkan perkembangan mereka yang luar biasa maka rasa lelah dan baju kotor yang tak habis-habis serta pertanyaan yang membuat mama papa kehabisan jawaban, sama sekali tak ada artinya. Sebanding yach dengan pengorbanannya, terbayar lunas dech ;).

Tenang mama papa, anak-anak yang ‘merepotkan’ itu merupakan calon pemimpin bangsa bahkan dunia. Perlukah kita mengeluhkan rasa lelah jika kita sadari bahwa rasa lelah ini karena membesarkan dan mendidik para ‘calon presiden’?
Pendidikan yang pertama dan utama itu ada di rumah

Akan adakah keluhan menyiram tanaman jika kita tahu bahwa tanaman yang kita siram itu adalah ‘calon’ pohon jati yang harganya mahal?
Jadi mama papa, mulai hari ini tersenyumlah menghadapi kenakalan dan tingkah polah anak-anak kita. Jika anak-anak aktif itu berarti mereka sehat, dan jika mereka sehat berarti mereka hidup. Setidaknya syukurilah kehidupan mereka jika teramat sulit menghadapi kerepotan karena anak-anak dengan senyuman.

Lets smile…
Have a nice day…. ;)

Sumber:

Kamis, 04 April 2013

Inspirasi, dimanakah kau berada...?

Inspirasi...
apakah inspirasi?
Dimanakah dia berasal? kemanakah harus dicari?
Kapankah munculnya?
Bagaimanakah menggunakannya untuk membaikkan kehidupan kita?

Pengertian inspirasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilham. Sedangkan ilham sendiri memiliki beberapa pengertian, yakni:

  1. petunjuk Tuhan yang timbul di hati
  2. pikiran (angan-angan) yang timbul dr hati; bisikan dari hati
  3. sesuatu yang menggerakkan hati untuk mencipta (mengarang syair, lagu, dsb)

Hari ini kita akan bicara tentang inspirasi yang berasal dari kejadian di sekitar kita, yang mampu menggerakkan hati kita kemudian mendorong untuk melakukan suatu tindakan. Setuju dengan pengertian dari Kamus Besar seperti yang disebutkan di atas. Saya meyakini kalo kejadian di sekitar kita merupakan petunjuk dari Tuhan (Allah SWT), baik untuk permasalahan yang sedang kita hadapi atau sekedar ketukan di hati. Masalahnya berapa banyak dari kita yang menjadikan lingkungan di sekitar kita merupakan 'ilmu'-Nya, merupakan ayat yang harusnya dimaknai dan dipahami sehingga mampu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dimana harus mencari inspirasi? Seperti yang telah saya sampaikan di atas, inspirasi ada di manapun, disekitar kita, tentu saja bagi yang mau berpikir. Merenungkan, mengambil pelajaran.

Lalu kapankah hadirnya sang inspirasi? kapan saja, saat kita mau mengamati lebih teliti, saat kita dapat memaknai, saat kita mau berpikir.

Dan bagaimana menggunakannya?
Merenungkan. Harus diakui bahwa setiap orang diciptakan berbeda, baik secara fisik maupun kejiwaan. Suatu hal yang terjadi bisa menjadi titik tolak, akan tetapi kemana arah tolakan itu sangat tergantung dari karakter dan cara berpikir dari setiap orang tersebut. Saya pernah baca suatu artikel yang inspiratif menurut saya, dari suatu tabloid wanita. Singkatnya begini ceritanya, seorang ayah perokok memiliki 2 (dua) orang anak lelaki. Katakanlah namanya A dan B. Terinspirasi dari ayahnya yang perokok maka si A memutuskan menjadi perokok, argumennya "ayahku kan seorang perokok, maka aku juga akan menjadi perokok, bukankah dia yang mencontohkan? kenapa aku harus jadi orang yang anti rokok jika ayahku perokok, buah jatuh tak jauh dari pohonnya". Tahukah anda apa yang dilakukan B? B memutuskan untuk tak akan menyentuh rokok, tidak akan jadi seperti ayahnya yang perokok. Alasannya " cukup ayahku yang menjadi perokok, aku tak mau jadi perokok, karena aku tahu apa akibat merokok pada ayahku. aku memilih hidup sehat jauh dari rokok, aku tak mau jadi korban keadaan". See... inspirasi hanya merupakan titik tolak, kemana arah tolakan jelas merupakan tanggung jawab kita sepenuhnya.

Kita bisa memilih menjadikan inspirasi ini pelajaran, pengingat dan evaluasi untuk kemudian menjadi landasan dan alasan untuk membaikkan hidup kita ataukah melakukan yang sebaliknya. Mengulanginya dan terus terjatuh pada lubang yang sama. Hidup kita merupakan tanggung jawab kita sepenuhnya, jadi korban keadaan atau tidak itu merupakan pilihan kita sepenuhnya. Jadi 'anak-anak' di usia dewasa atau menjadi dewasa dan bijaksana seiring bertambahnya usia? kembali lagi, itu pilihan anda!!!

Jadilah sukses dengan berdiri dengan kaki sendiri, jangan sukses dengan menginjak kepala orang lain
Lets improve our life guys, be better person
Have a nice day


Sumber:
www.kbbi.web.id

Selasa, 26 Maret 2013

Belajar dari Kura-kura


Pernah lihat kura-kura? Benar sekali….itu tu binatang bercangkang super keras dan berjalan super laaaammmaaa. Hehehehe mungkin mereka berasal dari suku jawa yach?! Karena prinsipnya “ alon-alon waton kelakon” alias pelan- pelan asal jadi atau pelan-pelan asal selamat xixixixi…. Becanda guys

Biar pelan jalannya tapi umurnya panjang lho, makanya untuk etnis tiong hoa si kura-kura dijadikan symbol umur panjang. Ada lagi ni yang seru dari si kura-kura ini, pada saat bertelur! Selain jumlah telurnya yang banyak, dia juga menimbun para telur dengan pasir. Biasanya mereka bertelur di pantai. Menimbun ini fungsinya untuk melindungi para telur dari predator. Karena kemudian ditinggal oleh si induk. Bukan karena sadis dan gak bertanggung jawab, tapi ini adalah caranya mendidik si anak untuk mandiri dan langsung menghadapi dunia. Dahsyatnya si anak begitu menetas dari telur mereka gak cuma berusaha keluar dari pasir tapi juga harus berjuang jalan sampai ke air. Biasanya dari sekian banyaknya telur yang menetas gak semuanya selamat sampai ke air. Tahukah anda sekalian? Anak kura-kura harus bertahan menghadapi predatornya, biasanya elang, kalau gak dimakan ya selamat tapi kalau dimakan yach….wasalam ddech L .

Apasih yang bisa kita ambil hikmah dan pelajari dari proses induk kura-kura bertelur dan seterusnya itu?
  • Kura-kura bertelur dalam diam, ditimbun lagi. Terjemahan bebas saya nie… berarti si kura-kura itu ngajarin buat rendah hati alias jangan sombong. Biar buah karya kita bicara atas nama kita, biasanya sih lebih kenceng suaranya. Dari pada kita promosi tentang kebisaan kita tapi kenyataannya masih dipertanyakan. Bener kan?!
  • Kura-kura membiarkan anaknya berjuang untuk kehidupan mereka sendiri. Sadis kelihatannya, tapi bijaksana kok. Pada akhirnya anak-anak akan berjuang sendiri dalam kehidupannya, cepat atau lambat mereka harus sendiri. Tidak terlalu cepat, lebih cepat lebih baik kok untuk mandiri. Tidak ada ruginya. Demikian juga dengan kehidupan manusia, tidak samapai hati melihat anak terjatuh saat belajar berjalan membuat kita terus memegangi tangannya. Tapi sudahkah kita mempertimbangkan akibatnya? Anak-anak jadi takut jalan sendiri, tidak percaya diri, cenderung rapuh dan tergantung pada orang tua atau orang lain. Kasian yach L… Mari belajar bijak dalam mendidik anak dari kura-kura yach…
  • Proses anak kura-kura berjuang menuju laut adalah ‘seleksi alam’, setuju??? Hanya yang kuat yang akan bertahan, percaya gak percaya modal ini lah yang akan membuat mereka siap untuk mempertahankan kehidupannya sepanjang sisa usia mereka , ciiieeeee ^_^ ….. puitis nian. Kesulitanlah yang membuat manusia menjadi kuat, setidaknya proses panjang itu yang ‘memaksa’ kita untuk belajar / berubah menjadi lebih tangguh.


Luar biasa yach ilmu Allah SWT yang dihadirkan melalui sang kura-kura ini, ciieeee sok bijak mode on xixixixi ^_^

Anyway, semoga rumpiii kita hari ini bisa diambil manfaatnya yach….
Have a nice day guys… ^_^

Rabu, 20 Maret 2013

Belajar Sehat dari Alm.Tata Dado


Kenal dengan artis yang satu ini? Udah gak asing dong buat para pecinta acara televisi. Beberapa hari terakhir terutama yach, sering dibahas tentang Alm.Tata Dado. Banyak juga lho ya sumbangsih lamarhum buat dunia seni Indonesia, tidak bisa dipungkiri donk yach.

Ada satu poin yang aku pingin sampaikan. Di salah satu wawancara disampaikan oleh keluarga almarhum bahwa almarhum dan keluarganya memiliki keturunan penyakit diabetes. Ini berarti Almarhum sudah tahu penyakit kencing manis yang dimilikinya, dan beritanya juga tipikal orang yang menjaga kesehatan lho, dengan olahraga renang misalnya. Good point sih sebenarnya.

Dari ceritanya Alm.Tata Dado, aq juga baru tahu kalo ternyata olahraga saja gak cukup lho buat ngejaga badan tetap sehat, terutama kalo kita udah punya penyakit gitu. Dari hasil googling, ternyata eh ternyata sang penyakit diabetes itu ada beberapa tipe lho. Hufft… pusing juga bacanya, dengan bahasa yang tak kumengerti .

Masalahnya adalah, kalo udah terlanjur mengidap penyakit diabetes apa yang harus dilakuin yach? Kan bukan berarti berakhir donk kehidupannya. Ini beberapa tips (dari berbagai sumber )
Makan dengan diet diabetes, diantaranya yakni :
  • Makan makanan dengan karbohidrat, serat (sayur segar, nasi merah, oat, dll)
  • Makan daging dengan kadar lemak rendah, buah segar, susu khusus buat penderita diabetes
  • Buncis, bawang merah, bawang putih
  • Kurangi dan hindari makanan dengan kadar sodium tinggi dan makanan kalengan
  • Olah raga teratur
  • Jaga berat badan

Lalu bagaimana untuk menghindari penyakit ini yach?
Ini beberapa tips yang perlu dicoba dan diterapkan guys…
  • Olahraga teratur, banyak bergerak
  • Kurangi makanan atau minuman ber’gula’
  • Hindari mengonsumsi lemak trans (banyak digunakan dalam makanan olahan dan cepat saji)
  • Say no to MEROKOK!, berhenti merokok ya guys…
  • Kurangi lemak hewani, bukan tidak mengkonsumsi sama sekali ya…
  • Turunkan berat badan anda
  • Makan banyak buah dan sayur , makanan sarat serat
  • Konsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian
  • Konsumsi susu rendah lemak
  • Cari dukungan dan saling mendukung dengan lingkungan terdekat untuk hidup sehat

Lengkaplah sudah yach…. Sudah ada contoh nyata, lengkap dengan tips mencegah dan gaya hidup sehat buat penderita diabetes. Saran aja sih, gak ada salahnya lho kalo kita rajin cek darah. Gimana kadar gula darah kita, dari situ ketauan deh gaya hidup kita selama ini udah ok apa belum dan berimbas ke kadar gula darah atau tidak.
So ayo hidup sehat guy…
Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat

Sumber:
http://majalahkesehatan.com/10-tips-mencegah-diabetes-mellitus/

Rabu, 23 Januari 2013

Buah Kejujuran itu Pahit?


Katakan kejujuran itu meski sepahit apapun. Hehehe sok puitis gimana getoooh yach ^_^

Tapi bener loh, kadang kala mendengar kebohongan yang manis emang lebih menyenangkan. Karena kadang kala kondisi yang sebenarnya alias kejujuran itu memang tak sesuai dengan yang kita harapkan. Sebagai manusia kita pasti mengharapkan yang baik dunk yach bagi kita, tapi kenyataannya tidak selalu berpihak pada kita. Itulah hidup ;) . Setidaknya hargai kejujuran yg kita dengar, krn butuh  keberanian untuk bisa jujur.

Tapi 50:50 kok perbandingannya, bisa baik tapi bisa juga tidak menyenangkan akibat dari tersampaikannya kejujuran itu tadi. Sekalipun tujuan dari menyampaikan dari kejujuran itu sendiri baik, gak menjamin lho akan dapat umpan balik/tanggapan yang baik dari yang mendengarnya. Balik lagi, tergantung kepentingannya. Kalau kejujuran itu sesuai dengan kepentingan orang tersebut maka umumnya tanggapannya akan positif, sebaliknya jika tidak sesuai dengan kepentingannya maka responnya umumnya negative. Manusiawi guys, begitulah manusia. Dimaklumi yach, mungkin kapasitasnya memang baru bisa bersikap impulsive alias spontan tanpa ditimbang dan direnungkan terlebih dahulu.

Seandainya kita sebagai penyampai kejujuran, musti siap-siap lho guys… Yach benar, siap dengan segala konsekuensi dari tindakan kita. Karena tidak selalu si kebenaran dan kejujuran itu dapat diterima baik oleh semua orang, terutama bagi yang tidak merasa diuntungkan oleh kebenaran tersebut. Butuh keberanian yach buat menyampaikan kejujuran itu?!

Tenang guys, jangan skeptic gitu juga. Karena takut akan akibat gak enaknya trus jadi memutuskan untuk tidak menyampaikan kebenaran tersebut. Memang ada kemungkinan akan ada feed back yang gak enak, tapi setidaknya begini guys… dengan berkata jujur maka anda akan terbebas dari rasa was-was serta beban karena anda tahu kebenaran tapi tidak menyampaikannya. Benar, tidak semua kebenaran harus disampaikan saat itu juga. Ada beberapa permasalahan yang lebih bijak jika ditunda untuk diungkap kebenaran, ada juga yang lebih cepat lebih baik. Lebih baik jujur dari pada bohong, lebih baik ditunda dari pada bohong. Dari pengalamanku sih jadi lebih lega aja setelah bisa ngomong jujur, meski adakalanya sedih karena penerimaannya gak baik hehehe ;). Semuanya saya kembalikan pada kebijaksanaan dan kedewasaan berfikir anda. Semoga sepenggal tulisan ini bisa jadi bahan renungan, good luck…

Have a nice day…^_^

Minggu, 20 Januari 2013

Kepercayaan bukan Hadiah


Percaya dengan seseorang yang kita kenal sejak lama atau tidak percaya pada seseorang sejak pertama bertemu? Sebenarnya bagaimana sih proses kepercayaan pada seseorang itu muncul? Layaknya pemberian hadiah ataukah sesuatu yang harus dicapai bahkan diperjuangkan?
Percaya atau tidak, lamanya kita mengenal seseorang tidak menjamin kepercayaan itu akan hadir. Kadang kala rasanya telah mengenal selama 10 tahun tapi ternyata tidak tahu dalamnya hati atau karakter orang tersebut seperti apa, dan sesungguhnya kepercayaan itu tidak pernah bias diberikan. Tapi juga ada kasus dimana baru berkenalan beberapa hari tapi kita rasanya bisa dengan gampangnya percaya pada seseorang. Dalam hal ini kita kesampingkan hipnotis dan sejenisnya yach…

Kepercayaan butuh bukti

Yes, it does. Sebelum orang percaya kepada kita, maka kita akan dituntut untuk membuktikan bahwa kita memang layak untuk dipercaya. Baik untuk suatu pekerjaan, proyek seharga milayaran dollar, maupun sebatas penyampai pesan.  Hal ini tidak hanya pada orang yang tidak kita kenal, tapi juga orang-orang terdekat bahkan saudara kandung maupun orang tua kita. Sama saja. Terutama jika kepercayaan yang telah diberikan pada kita kemudian kita rusak, alias kita kecewakan atau kita khianati. Maka untuk mendapatkan kembali si kepercayaan, anda harus benar-benar ‘berjuang’ untuk mendapatkannya. Hehehe….lebay yach?! 

Tapi bener lho… setelah dikecewakan sering kali kita akan memberi kesempatan, akan tetapi kepercayaan kita tak akan lagi sama besarnya dengan kepercayaan kita pada orang tersebut. Habis gak ada garansi kan guys kalau orang tersebut tidak akan berkhianat. Bener sih, orang tersebut berhak mendapatkan kesempatan kedua. Orang tersebut toh masih tetap manusia, dan ada kemungkinan telah bertobat juga berubah. Kita tidak berhak menghakimi kan? Lagi pula bisa aja karena kuasa Allah SWT yang maha pembolak balik hati, kemudian orang tersebut mendapat hidayah. Who knows?

Gini guys, gak tahu gimana dengan anda-anda sekalian, cuma buat aku sih dengan demikian gak gampangnya mendapat kepercayaan dari seseorang maka wajib lho hukumnya buat menjaga kepercayaan itu. Sekali ternoda maka akan membutuhkan “perjuangan” untuk mendapatkannya kembali. Pengalamanku sih gitu. Jangan remehkan hal kecil, seringkali hal besar dilihat dan dinilai dari hal kecil yang kita anggap sepele lho. Contohnya karakter pribadi seseorang, gimana bisa dipercaya menduduki suatu tingkatan kepangkatan yang tinggi kalau orangnya aja gak jujur dan gak amanah. Ya khan??? Setuju apa setuju? Hehehe ;)

Semoga bisa jadi bahan renungan yah celotehan saya ini….

Have a nice day… ^_^

Senin, 14 Januari 2013

Cara Sederhana Ikut Selamatkan Bumi!!!


Menyelamatkan bumi??? Kerja berat nih….:(
Gak gitu juga kaleee….. Ciyusss??? Miapa????  Mi kamyuuuuhhh…. Hehehe lebay dot com deh ahhh ^_^
Jangan pikirkan hal yang jauh dan tak terjangkau tangan guys. Memang tidak mudah untuk mengembalikan keadaan bumi tercinta ini kepada keadaannya yang semula, tergolong ‘hil yang mustahal’ malah menurut saya. Gimana coba caranya mengembalikan kehijauan hutan di Kalimantan yang sudah terlanjur hangus terbakar dalam waktu sekejab mata? Agak bingung cara mendatangkan robot kucing yang punya kantung ajaib itu kan sodara-sodara? Ok kita akui manusia memang mengambil peran dalam rusaknya lingkungan hidup di sekitar kita kan? So apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan masalah yang ada? Yah setidaknya mengurangi…

Dari berbagai sumber yang bisa saya temukan (hehehe ^_^), beberapa langkah sederhana yang bisa anda lakukan di lingkungan terdekat antara lain….
  • Buanglah sampah pada tempatnya, sediakan tong sampah dalam jumlah yang memadai di rumah dan kantor anda.
  • Pisahkan sampah organic dan anorganik, kemudian olah sampah organic menjadi pupuk kompos. Sambil menyelam minum air yach…?
  • Belanja menggunakan keranjang belanja yang anda bawa sendiri dari rumah, sehingga anda bisa meminimalkan penggunaan plastic kresek.
  • Gunakan kembali plastic kresek untuk membuang sampah atau keperluan anda yang lainnya.
  • Gunakan batrai isi ulang, sehingga bisa discharge ulang.
  • Beli produk rumahan dalam bentuk refillnya saja ya guys
  • Berkebun, tanam tanaman hias atau rempah bumbu dapur di halaman depan atau halaman belakang rumah anda. Selain untuk menghijaukan lingkungan juga ada nilai ekonomisnya lho J.
  • Gunakan kertas yang baru dipakai satu sisinya untuk mencetak resep masakan yang anda dapat dari internet, atau gunakan untuk ruang menggambar bagi putra putri anda.
  • Perbaiki kran di rumah yang rusak, hal ini dapat menghemat air karena kebocoran yang terjadi.
  • Gunakan lampu hemat energy.
  • Matikan peralatan elektronik yang sudah tidak dipakai.
  • Minimalkan penggunaan mesin cuci. Hal ini dapat dilakukan dengan mencuci pakaian kotor jika sudah banyak, gunakan mesin pengering hanya pada cuaca yang mendung atau hujan.
  • Minimalkan penggunaan AC, kipas angin dan lampu dengan cara maksimalkan bukaan (jendela, ventilasi, dan pintu) sehingga sirkulasi udara dan cahaya yang cukup dapat masuk dengan baik ke rumah anda.
  • Ajak keluarga atau kenalan anda untuk turut serta menjaga lingkungan.

Fiuh… banyak juga yach yang bisa kita lakukan. Mari kita mulai dari sekarang, di sekitar kita, dan dari kita sendiri…
Have a nice green days…. ^_^

Sumber gambar:

Jumat, 11 Januari 2013

Global Warming = Warisan buat Anak Cucu?


OMG…. Sedihnya yach jika satu-satunya yang dapat kita tinggalkan untuk generasi penerus kita adalah  bumi yang tandus dengan udara beracun, atau peperangan dunia untuk memperebutkan air bersih. Terkesan lebay memang perumpamaan diatas, tapi itulah yang akan terjadi jika kita tak kunjung peduli dengan kelestarian bumi kita tercinta ini. Seperti apa warisan yang akan kita tinggalkan untuk anak cucu, itu pilihan kita!!!

Apa pertanyaan yang muncul dibenak anda? Mengapa saya yang harus peduli? Kan bukan saya yang mengotori udara, mencemarkan air, atau menebang pohon di hutan? Kenapa saya yang harus bertanggung jawab? Tolong jawab pertanyaan saya, lalu siapa? Para pendahulu kita? Atau para hewan? Atau salahnya pohon kenapa dia mau ditebang? Hehehe…. Lucunya. Semua upaya yang dilakukan dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia sering kali menimbulkan sampah bagi bumi ini, baik berupa emisi karbon, atau limbah cair yang dibuang begitu saja di sungai. Pada akhirnya kita jugalah yang harus menanggung akibatnya. Coba anda renungkan sebentar, pada jaman dahulu berapa banyak anda dengar bayi yang terserang penyakit flek paru-paru? Bandingkan dengan yang anda dengar sekarang. Contoh saja, saya punya 4 orang keponakan yang 3 diantaranya pernah terjangkit penyakit flek paru-paru. Miris yach…

Terlalu jauh kalau yang kita bayangkan adalah menghijaukan bumi ini, bumi ini terlalu besar untuk kita jangkau seorang diri sodara. Tenang, 1000 jalan menuju Roma. Mulailah dari kita sendiri, di lingungan terdekat, mulai sekarang juga, mulai dari hal paling sederhana! Buang sampah pada tempatnya misalnya. Ada banyak hal mudah yang dapat anda lakukan, akan saya sampaikan pada artikel berikutnya.
Ok guys, mulai sekarang tanamkan rasa cinta pada bumi ini. Lakukan ini untuk kita sendiri, anak dan cucu kita kelak.

Lets go green
Have a nice day… J

Selasa, 08 Januari 2013

Belajar Mendidik dari Kupu-kupu


Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah artikel, maaf saya lupa siapa penulisnya, akan saya coba bagi di sini inti ceritanya. Artikel tersebut berkisah tentang seseorang yang melihat proses seekor kupu-kupu berusaha keluar dari kepompong, dan karena tidak sampai hati melihat kupu-kupu tersebut kesulitan dan terlihat kelelahan (karena berhenti sejenak sebelum melanjutkan prosesnya, dan berulang-ulang) maka akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantu. Dia mengambil gunting dan kemudian segera menggunting sisa kepompong yang menyulitkan si kupu-kupu.  Tahukah anda apa yang terjadi pada kupu-kupu tersebut? Badan kupu-kupu yang keluar lebih dulu terlihat lebih kecil, sementara badan yang tidak keluar melalui ujung kepompong menjadi besar dan berat. Ternyata proses keluar dari lubang kepompong yang kecil tersebut juga berfungsi untuk mengecilkan badan kupu-kupu, sehingga cukup ringan untuk dibawa terbang.  Setelah beberapa hari si kupu-kupu tidak dapat terbang karena badannya terlalu berat untuk terbang, dan akhirnya kupu-kupu tersebut wafat dengan suksesnya. Sedih yach hiks…hiks….hiks…. T_T

Ini pesan yang pingin saya bagi di sini, kadang kala proses untuk ‘tahu’ dan ‘bisa’ membutuhkan proses panjang yang kadang kala menyakitkan. Dan jujur saja, saat orang-orang terdekat harus melalui itu maka ‘ego’ kita untuk membantu bahkan melindungi akan dengan suksesnya meluncur menawarkan diri. Tapi  you know what guys… kadang kala mereka memang harus melalui proses tersebut . Dan bila dipaksakan kita terlalu melindungi maka mereka akan jadi lemah dan menjadi sangat tergantung pada kita, lalu apa yang akan terjadi jika mereka harus menghadapi dunia sendiri tanpa kita? Tegakan kita membiarkan mereka begitu lemahnya saat harus sendiri.

Yes it does, benar… mendidik bukan hanya mengajarkan orang tentang sesuatu tapi juga membesarkan hati kita, membiarkan orang tersebut melakukan sendiri bahkan melakukan kesalahan. Tidakkah yang seharusnya kita lakukan adalah membantu mereka untuk menyelesaikan masalah pasca mereka membuat kesalahan jika memang dibutuhkan? Setuju???

Selamat  mendidik orang terkasih di sekitar anda serta menguatkan hati anda yach, semoga sepenggal cerita ini bermanfaat ….

See you, have a nice day...…. ^_^